Pantun Muda
Piring putih piring bersabun
disabun anak orang Cina
memutih bunga dalam kebun
setangkai saja yang menggila.
Pecah ombak di Tanjung Cina
menghempas pecah di tepian
biarlah makan dibagi dua
asal adik jangan tinggalkan.
Anak padang ke kurai Taji
batang manggis bercabang lima
adik sayang usahalah pergi
pahit manis tanggung bersama.
Tanam melati dirama-rama
ubur-ubur sampingan dua
sehidup semati kita bersama
satu kubur kelak berdua
Pantun Tua
Bukit putus jalan ke padang
Direndang jagung diangusi
Kata putus badan terbuang
Dipandang kampong ditangisi.
Bedil Jepun ‘rang Bengkulu
penembak undan di muara
Minta ampun hamba pada penghulu
persembahan tiba pada kita bersama
Pucuk ketaya akar cambia
pucuk lempata ‘rang patahkan
Bukan saya cerdik pandai
sunat pidati disembahkan.
Pantun selesai dalam satu bait. Syair tidak selesai dalam
satu bait, karena syair biasanya untuk bercerita. Semua baris syair mengandung
isi, karena syair tidak bersampiran. Empat baris syair yang merupakan satu bait
adalah satu kesatuan sintaksis yang mengandung satu makna yang
berkesinambungan. Biasanya makna syair ditentukan oleh bait-bait berikutnya
mirip dengan alenia-alenia sebuah cerita. Sedangkan pantun tidak diteruskan
oleh bait-bait berikutnya.
Comments