Asmaradana adalah perasaan sedih/duka dan kecewa karena
kegagalan cinta.
Aturan struktur fisik
tembang Asmaradana adalah terdiri atas 7 baris setiap bait ( guru gatra 7
bait). Tiap-tiap baris diatur dengan guru wilangan dan guru lagu (jumlah suku
kata dan rima akhir), berupa : 8-I, 8-a, 8-o, 7-a, 7-a, 8-u, dan 8-a.
Berikut contohnya
Anjasmara ari mami (
Anjasmara kekasihku
masmirah kulako warto sebaiknya
dinda mendengarkan berita ini
dasihmu tan wurung layon suamimu
ini akan menenuai ajalnya, karena
aneng kutha Probolingga aku
harus berangkat ke kota Probolinggo
perang lan Urubisma dan
harus bertempur melawan Urubisma
kariyo mukti wong ayu Maka,
tinggalah kau dalam kebahagiaan
pun kakang pamit palastro Kanda
pergi menjemput maut).
Tembang durmo
Iki sapa, kethek papat bareng mara (siapa
engkau empat kera yang dating
apa arep ngayoni beranikah
kau melawanku
iki Kumbokarno Akulah
Kumbakarna
gegedhuging Ngalengka Palingma
perang Alegka
Apa tan kulak pawarti Belum
kau dengarkan berita tentang
tandhing lan ingong kesaktianku;
jika kau bertempur melawanku
mesthi tumekeng pati kau
semua pasti mati).
Struktur fisik tembang
durma menunjukkan aturan bait (guru gatra), yang terdiri atas 6 baris. Guru wilangan
dan guru lagunya adalah: 12-a, 7-I, 13-a, 8-I, 5-a dan 7-i. aturan struktur
fisik ini digunakan untuk mengungkapkan nada marah, menantang, berani, sombong,
dan patriotic. Oleh sebab itu, pemilihan kata, lambing, kiasan, dan ungkapkan
disesuaikan dengan perasaan dan nada yang dimaksud penyair.
Sinom
Wahyaning hardo rubeda (Cetusan hati
yang gelisah
Ki pujangga amengeti Sang
pujangga mencatat kisahnya
mesu cipto matiraga dalam
berupaya keras disertai bermatiraga
medhar warananing gaib untuk berusaha
membeberkan rahasia Tuhan
hananiro sakalir dan
rahasia alam semesta, sebab
wiwaling kang warono jika sang
pujangga mampu membuka rahasia itu
dadi badaling hyang
widhi ia akan
mampu menjadi utusan Tuhan
medhar pariwaraning
bawana untuk
membeberkan kebesaran ciptaannya).
Puisi sinom terdiri
atas 8 baris setiap bait. Aturan guru wilangan dan guru lagunya adalah: 8-a, 8-i,
8-a, 8-i, 7-i, 7-a, 8-i, dan 10-a. perasaan dan nada yang diungkapkan adalah
serius, sungguh-sungguh, filosofis (sinom artinya kaum muda).
Pangkur
Mingkar-mingkar ing angkara (Hendaknya
menghindari tindakan angkara
akarana karenan mardi siwi sebagai
syarat untuk mendidik anak berikan
sinawung resmining kidung nasihat
dalam keindahan berpuisi dalam
sinuba sinukarta suasana
kecintaan yang berlimpah
mrih kertarto pakartining ngelmu biasakanlah
anak menghayati pengalaman
luhung yang
luhur
kang tumprap neng tanah Jawa yang
sesuai dengan alam budaya Jawa
agama egeming aji dimana
agama menjadi dasar pendidikan
Yang
dijunjung tinggi).
Tembang pangkur
terdiri atas 7 bait. Guru wilangan dan guru lagunya adalah: 8-a, 11-i, 8-a,
8-u, 7-a, 12-u, 8-a, 8-i. karena sifat nasihatnya berbeda dari nasihat dalam
tembang sinom, maka pemilihan kata-kata, lambing-lambang, kiasa, dan bunyi yang
dipilih pun juga berbeda. Dalam pangkur, nasihat lebih bersifat khusus. Dalam tembang
ini, nasihatnya diberikan kepada orang tua hendak mendidik anak.
Comments